Pendidikan Kesetaraan merupakan salah satu program di Pendidikan Non Formal yang meliputi Paket A setara SD, Paket B setara SMP, Paket C setara SMA. Pendidikan Kesetaraan pada tahun 2024 ini juga sangat menyesuaikan dan telah mengikuti pedoman Merdeka Belajar, dimana Pembelajaran menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar.

Pada sejarahnya, sebenarnya sudah sejak lama pendidikan kesetaraan menerapkan Merdeka Belajar dimana sangat fleksibel dalam pembelajaran dan sangat memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara merdeka sesuai minat, bakat, pedoman pancasila, prestasi dan tak terbatasi. Pendidikan kesetaraan tentu saja memiliki sistem pembelajaran yang mampu membantu, memfasilitasi dan menjangkau kalangan masyarakat untuk kembali belajar tanpa batasan usia, jarak dan kesibukan. Siapa saja dan dimana saja dapat kembali belajar melalui pendidikan kesetaraan di Satuan Pendidikan Non Formal seperti PKBM ataupun SKB.

Sama seperti di sekolah formal pada umumnya, sistem pembelajaran di Pendidikan Kesetaraan juga memiliki Standar Proses. Setidaknya ada 3 cara atau sistem pembelajaran di Pendidikan Kesetaraan, yaitu:

1. Pembelajaran Tatap Muka

Pembelajaran ini bertujuan untuk menyampaikan materi dan membahas soal sesuai materi seperti pada umumnya pembelajaran classical. Membahas suatu materi/topik tertentu, lalu dipadukan dengan soal-soal terkait materi tersebut dan dievaluasi sesuai apa yang telah dipelajari bersama. Pada perkembangannya, pembelajaran tatap muka sekarang ini dapat dilaksanakan secara tatap muka langsung baik berkelompok ataupun private, maupun tatap muka maya melalui berbagai aplikasi pembelajaran yang langsung menampilkan interaksi antara tutor dan peserta didik.

2. Pembelajaran Tutorial

Pembelajaran ini lebih mirip dengan pembelajaran di Bimbingan belajar, dimana langsung memahami materi atau soal-soal yang sulit dan kemudian dibahas bersama bagaimana penyelesaiannya, jadi perbedaan mendasar pembelajaran tutorial dan tatap muka disini ialah metode pembahasan materi nya, dimana pembelajaran tatap muka classical membahas materi sesuai urutan ataupun langkah pembelajaran dari materi yang disajikan, sedangkan pembelajaran tutorial lebih kepada memahami materi mana saja yang sulit dan perlu dibahas. 

 3. Pembelajaran Mandiri

Pembelajaran ini sangat disesuaikan dengan kebutuhan dan sangat fleksibel, dimana peserta didik dapat belajar secara mandiri baik materi, cara maupun sumber belajar. Tutor belajar hanya menjadi fasilitator pembelajaran yang mengarahkan dan peserta didik memiliki kebebasan cepat atau lambatnya dalam belajar. Namun pembelajaran pada sistem pembelajaran mandiri ini perlu adanya kontrak belajar yang memuat kesepakatan bersama antara peserta didik dan tutor untuk menyelesaikan pembelajaran sesuai materi yang ada. Secara waktu, tempat dan pertemuan sangat fleksibel sehingga banyak sekali digunakan di pendidikan kesetaraan, bahkan porsi untuk pembelajaran online inipun sering lebih besar daripada pembelaajran tatap muka langsung dan tutorial, karena peserta didik dapat belajar dimana saja, kapan saja, dengan materi apa saja dan sangat fleksibel.